BAB I
HAKIKAT SASTRA ANAK
A.
Latar
Belakang
Semua
orang mengetahui, bahwa banyak manfaat sastra, antara lain sebagai media
pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan
emosi anak. Hal ini, karena dalam sastra anak terkandung pesan moral yang dapat
membangun kepribadian positif pada anak.
Berkenaan
dengan manfaat tersebut, maka kita harus mampu membedakan, memilih sastra yang
cocok dan layak dikonsumsi oleh anak – anak dengan rambu – rambu kita harus
memahami apa itu sastra anak. Oleh karena itu, pada bab ini dibahas hakeka
sastra anak, karakteristik sastra anak, dan ragam sastra anak.
B.
Hakikat
sastra anak
Sastra
anak dapat didefinisikan dengan memperhatikan definisi sastra secara umum dan
sastra secara bagaimana yang sesuai untuk anak. Mengenai hal ini ada beberapa
pandangan berikut ini. Pertama, sastra anak adalah sastra yang sengaja memang
ditujukan untuk anak – anak. Misal buku atau majalah anak-anak. Contohnya Bobo,
Mentari, dan lain-lain. Kedua, sastra anak berisi cerita anak. Isi cerita yang
dimaksud adalah cerita yang menggambarkan pengalaman, pemahaman dan perasaan
anak. (Huck, et al.,1987:5). Ketiga, sastra anak adalah sastra yang ditulis
oleh anak-anak. Pandangan ini memang cukup beralasan karena hanya anak-anak
yang benar-benar dapat mengekspresikan pengalaman, perasaan dan pemikirannya
dengan jujur dan akurat. Akan tetapi, tidak dapat disangkal bahwa orang dewasa
dapat menulis sastra anak. Beberapa nama tersebut adalah Anton Hilman, Laila S,
dan juga J.K Rowling penulis novel laris Harry Potter. Keempat, ada juga
pandangan bahwa sastra anak adalah sastra yang berisi nilai-nilai moral atau
pendidikan yang bermanfaat yang bagi anak untuk mengembangkan kepribadiannya
menjadi anggota masyarakat yang beradab dan berbudaya. Pandangan ini merupakan
pandangan yang paling “longgar” dalam membatasi apa itu sastra anak. Oleh
karena itu Stewig (1980) misalnya, memandang bahwa sastra orang dewasa pun
dapat digunakan sebagai “sastra anak” apabila mengandung nilai-nilai moral yang
positif bagi anak. Contohnya adalah cerita rakyat yang pada umumnya berisi
cerita tentang orang atau binatang yang diturunkan dari mulut ke mulut dan merupakan
karya kolektif masyarakat masa lalu ini mengandung nilai-nilai moral yang
bermanfaat bagi generasi muda, termasuk anak-anak.
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sastra anak adalah karya imajinatif
dalam bentuk bahasa yang berisi pengalaman, perasaan dan pikiran anak yang
khusus ditujukan bagi anak-anak, ditulis oleh pengarang anak-anak maupun pengarang
dewasa. Topik sastra anak dapat mencangkup semua yang dekat dengan dunia anak,
kehidupan manusia, binatang, tumbuhan yang mengandung nilai-nilai pendidikan,
moral, agama, dan nilai-nilai posiif lainnya.
C.
Karakteristik
Sastra Anak
Karakteristik
atau ciri-ciri sastra anak dapat dilihat dari berbagai segi, setidaknya dari
dua segi, yaitu :
1.
Segi
kebahasaan
a. Struktur
kalimat
Cerita
anak biasanya menggunakan kalimat sederhana, dapat berupa kalimat tunggal,
kalimat berita, kalimat tanya, atau kalimat perintah sederhana.
b. Pilihan
kata
Sastra
anak pada umumnya menggunakan kata-kata yang sudah dikenal oleh anak-anak dalam
kehidupan sehari-harinya.
c. Gaya
bahasa/ majas
Sedikit
sekali digunakan majas, karena sastra anak lebih banyak menggunakan kata-kata konkret.
2.
Segi
kesastraan
Dapat dilihat dari unsur intrinsiknya, terutama pada
karya fiksi. Dalam hal ini ciri itu dilihat dari unsur intrinsik utama karya
sastra, yaitu :
a. Alur
cerita
Alur
adalah rangkaian peristiwa yang disusun secara kronologis menurut hukum
kausalitas (sebab-akibat).
b. Karakter/
tokoh cerita
Dilihat
dari individunya, tokoh cerita anak dapat berupa manusia, binatang atau
tanaman, bahkan benda lain seperti peralatan rumah tangga. Apabila tokoh cerita
berupa manusia, biasanya yang menjadi tokoh utama adalah anak-anak.
Dilihat
dari kompleksitas karakter, cerita anak-anak biasanya berisi tokoh yang
berwatak datar. Watak tokoh cerita itu dapat dikenali dengan jelas apakah itu
tokoh baik atau tokoh jahat. Pada cerita anak, jarang dijumpai tokoh yang
berwatak banyak, yaitu tokoh yang memiliki unsur baik dan jahat sekaligus.
c. Tema
Cerita
anak biasanya memiliki tema tunggal tanpa subtema. Hal ini terkait dengan
kemampuan anak yang terbatas dalam menggali tema dalam bacaan.
D.
Jenis
Ragam Sastra Anak
Genre
dapat dipahami sebagai suatu macam atau tipe kesastraan yang memiliki
karakteristik umum (Lukens, 2003:13). Genre sastra anak menurut Lukens
(2003:14-34) membagi sastra anak secara rinci namun terjadi ketumpangtindihan
disana-sini karena suatu cerita dapat dimasukkan dalam lebih dari satu subgenre
dengan kriteria yang berbeda. Secara garis besar Lukens mengelompokkan genre
sastra anak ke dalam 5 macam, yaitu:
1.
Realisme
Realisme
dalam sastra dapat dipahami bahwa cerita yang dikisahkan itu mungkin saja ada
dan terjadi walau tidak harus bahwa memang benar-benar ada dan terjadi.
Peritiwa dan jalinan cerita yang dikisahkan masuk akal, logis.
- Cerita realisme
Cerita
realistik biasanya bercerita tentang masalah-masalah sosial dengan menampilkan
tokoh utama yang protagonis sebagai pelaku cerita. Masalah-masalah yang
dihadapai tokoh itulah yang menjadi sumber pengembangan konflik dan alur
cerita.
- Realime binatang
Merupakan
cerita tentang binatang yang bersifat nonfiksi. Bercerita tentang bentuk fisik,
habitat, cara dan siklus hidup dari binatang. Pendeknya, realisme binatang berwujud
deskripsi tentang binatang yang tidak mengandung personifikasi. Cerita realisme
juga dapat dituliskan dengan lebih menarik, misalnya cerita tentang
penjelajahan dan penemuan kebiasaan hidup, cara bertahan hidup, cara bergaul
dengan sesamanya, dan lain-lain yang realistik tentang kehidupan binatang baik
binatang jinak dan familiar maupun yang buas atau langka, seperti tayangan
Planet Satwa, Killer Instinc, atau Wild Africa yang dapat disaksikan di
televisi yang ternyata cukup menarik minat.
- Realisme Historis
Cerita
realisme historis mengisahkan peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Contoh:Perang Diponegoro, Perang Paderi, Untung
Suropati yang memang memiliki fakta kesejarahan. Realisme historis pada
hakikatnya memang sejarah, sejarah yang ditulis dengan memperhatikan keindahan
bahasa dan cara-cara penuturan. Untuk menjadi sastra anak, realisme historis
haruslah dikemas dalam dengan cara penuturan dan bahasa yang sederhana dan
lazimnya dilengkapi dengan gambar-gambar.
- Realisme Olahraga
Cerita
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan dunia olahraga. Realisme olahraga
berkaitan dengan bermacam jenis dan tim olahraga dan para olahragawan yang
terkenal seperti David Beckam untuk
sepakbola, Mohammad Ali untk tinju, Susi Susanti untuk bulutangkis. Realisme
olahraga dapat dipakai untuk menanamkan karakter fair play, kejujuran,
kedisiplinan, dan lain-lain, untuk pengembangan diri anak.
2.
Fantasi
Fantasi dapat dipahami sebagai cerita yang
menawarkan sesuatu yang sulit diterima. Fantas sering juga disebut cerita
fantasi dan perlu dibedakan dengan cerita rakyat fantasi yang tidak pernah
dikenali siapa penulisnya mencoba menghadirkan sebuah dunia lain di samping
dunia realitas.
a. Cerita
fantasi
Dapat dipahami sebagai cerita yang menampilkan
tokoh, alur, atau tema yang derajat kebenarannya diragukan, baik menyangkut
(hampir) seluruh maupun hanya sebagian cerita. Contohnya adalah cerita yang
mengisahkan manusia biasa dapat berkawan dengan hantu, jin, atau makhluk halus
lainnya seperti sinetron Jin dan Jun dan
Tuyul dan Mbak Yul yang pernah
ditayangkan ditelevisi.
b. Cerita
Fantasi tinggi
Dimaksudkan sebagai cerita yang pertama-tama
ditandai oleh adanya fokus konflik antara yang baik dan yang jahat. Konflik
semacam ini sebenarnya merupakan tema umum yang telah mentradisi dan kebanyakan
cerita memenangkan yang baik. Contoh cerita terkenal misalnya adalah Lord of the Ring (JRR. Tolkien) bahkan
filmnya juga banyak digemari. Latar dapat bervariasi, biasanya masa lampau,
namun sering berbeda dengan latar kehidupan kita.
c. Fiksi
Sain
Cerita ini biasanya lebih mengutamakan konflik,
misalnya konflik kepentingan nilai-nilai kemanusiaan, daripada unsur penokohan.
Secara tradisional fiksi sain sering berkaitan dengan kehidupan di masa depan
atau sebagai variasi ditampilkan tokoh dari masa lampau atau masa mendatang.
Fiksi sain dapat juga berkaitan atau menampilkan tokoh manusia robot atau robot
manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar