Selasa, 22 Maret 2016

Hakikat Manusia



Hakikat Manusia
Manusia memiliki ciri khas yang secara prinsipil berbeda dengan hewan. Ciri khas manusia yang membedakannya dengan hewan terbentuk dari kumpulan terpadu (integrated) dari apa yang disebut sifat hakikat manusia. Disebut sifat hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut  hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan.
A.    Sifat Hakikat Manusia
Sifat hakikat manusia menjadi kajian filsafat antropologi, sebab pendidikan bukanlah sekedar praktek melainkan praktek yang berlandasan dan bertujuan. Sedangkan landasan dan tujuan itu sendiri sifatnya filosofis normatif, bersifat filosofis karena diperlukan kajian yang mendasar, sistematis dan universal tentang ciri hakikat manusia, normatif karena pendidikan mempunyai tugas untuk menumbuhkembangkan sifat hakikat manusia sebagai sesuatu yang bernilai luhur dan menjadi keharusan.
1.      Pengertian Sifat Hakekat Manusia.
Sifat hakekat manusia diartikan sebagai ciri yang karakteristik yang secara Panispal (bukan hanya gradual) membedakan manusia dengan hewan. Meskipun manusia dengan hewan banyak sekali persamaan dilihatdari segi biologisnya. Dan apabila kita lihat perbedaan manusia dengan hewan secara gradualnya yaitu : suatu perbedaan dengan melalui rekayasa – rekayasa dapat dibuat menjadi sama keadaanya.
a)      Kemampuan menyadari diri.
Di sinilah kita sudah jelas dapat membedakan diri manusia dengan hewan. Karena kita sebagai manusia telah dikaruniai akanl untuk memikirkan siapan manusia itu sendiri.
b)      Kemampuan berexistensi
Adanya kemampuan berexsistensi inilah yang membedakan manusia sebagai mahluk Human dari hewan selaku Infra Human dimana hewan menjadi onderdil terhadap lingkungan dan sedangkan manusia sebagai manejernya.
c)      Kata Hati (Eweten Concience Of Man)
Kata hati / Concience of man sering disebut dengan istilah hati nurani, lubuk hati, suara hati, pelita hati dan seterusnya. Concience adalah : pengertianyang ikut serta / pengertian yang mengikuti perbuatan.
d)     Moral
Yang disebut dengan moral atau juga sering disebut dengan etika, adalah perbuatan itu sendiri.
e)      Tanggung Jawab
Kesediaan untuk menanggung semua akibat atas yang dikerjakan oleh seseorang itu. Wujud tanggung jawab adalah :
1.      Tanggung jawab pada diri sendiri berarti menanggung tuntutan kata hati.
2.      Tanggung jawab kepada masyarakat berarti menggung semua aturan yang ditetapkan dalam masyarakat.
3.      Tanggung jawab kepada Sang Pencipta. Kepada TUHAN, apabilas seseorang telah melakukan dosa bahwa dia merasa dirinya memiliki kehilafan kepadanya.
f)       Rasa Kebebasan
 Bebas artinya berbuat sepanjang tidak bertentangan dengan tuntutan kodrat manusia.
g)      Kewajiban dan Hak
Tidak ada hak tanpa kewajiban karena untuk menuntut sesuatu maka tentu ada pihak lain yang berkewajiban untuk memenuhi hak tersebut.
h)      Kemampuan Menghayati Kebahagiaan.
Kebahagiaan merupakan penghayatan hidup karena kebahagiaan adalah suatu istilah yang lahir dari kehidupan manusia dengan kata lain kebahagiaan merupakan integrasi/rentetan dari sejumlah kesenangan, bahwa kebahagiaan tidak cukup digambarkan hanya terhimpun dari pengalaman-pengalaman yang menyenangkan. Ada 2 hal yang dapat dikembangkan agar kebahagiaan itu dapat di usahakan peningkatannya antara lain:
a. Kemampuan berusaha
b. Kemampuan menghayati hasil usaha dalam kaitannya dengan takdir
.
B.   Dimensi-dimensi Hakikat Manusia Serta Potensi, Keunikan dan Dinamikanya.
1.     Dimensi Keindividualan.
Dikatakan bahwa setiap individu bersifat unik (tidak ada tara dan bandingnya). Secara fisik mungkin bentuk muka sama tetapi terdapat perbedaan mengenai pandangannya. Contoh : Seseorang yang kembar identik memiliki karakter yang berbeda.
2.     Dimensi Kesosilan.
Setiap bagi yang lahir dikaruniai potensi sosialitas (M.J Langeveld, 1955) pernyataan tersebut diartikan bahwa setiap anak dikarunia benih kemungkinan untuk bergaul. Dengan adanya dorongan untuk bergaul, setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya. Contoh : Tetangga sangat berperan penting dalam hidup dan bermasyarakat.
3.     Dimensi Kesusilaan.
Prijarkara mengartikan manusia Susila sebagai manusia yang memiliki nilai-nilai menghayati dan melaksanakan nilai-nilai tersebut dalam perbuatan. Nilai-nilai merupakan sesuatu yang dijunjung tinggi oleh manusia karena mengandung makna kebaikan, keluhuran, kemuliaan dan sebagainya, sehingga dapat diyakini dan dijadikan pedoman dalam hidup. Contoh : Sesama makhluk harus saling menghormati dan menyayangi, mengikuti nilai kerukunan terhadap tetangga.
4.     Dimensi Keberagamaan.
Pada hakikatnya manusia adalah mahluk religius, diyakini dengan adanya kekuatan supranatural yang menguasai hidup alam semesta ini. Contoh : masyarakat dalam bertetangga  tetap mengontrol tetangga lain yang berbuatdiluar batas sehingga nilai keagamaan tetap terjaga.
Ø  Komentar, Ulasan, Tanggapan :  
Dari penjelaan diatas dapat disimpulkan bahwa manusia adalah mahluk yang paling mulia dan memiliki berbagai kelebihan serta memiliki tempat kedudukan yang paling tinggi apabila dibandingkan dengan mahluk lain (hewan), selain memiliki insting sebagaimana yang dimiliki hewan, manusia adalah mahluk yang memiliki beberapa kemampuan antara berfikir, rasa keindahan, perasaan batiniah, harapan, menciptakan dan lain lain. Manusia, selain mahluk instingtif manusia juga mampu berfikir (homo sapiens) mampu mengubah dan menciptakan segala sesuatu sesuai dengan rasa keindahan dan kebutuhan hidupnya. Lebih dari itu manusia adalah mahluk moral dan religius.
Ø  Sumber bacaan :
Tirtarahardja, Umar dan S. L. La Sulo.2008.Pengantar Pendidikan.Jakarta : PT Rineka Cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar