SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
UNTUK
MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Konsep
Dasar IPA SD
Yang
dibina oleh Bapak Drs. Heru Agus Triwidjaja, M.Pd
Oleh
Offering E5
Dwi
Rachmawati (150151604052)
Dwi
Ratnasari (150151602342)
Ida
Novitadewi (150151603954)
Mentari
Dewita Putri (150151605264)
Nurul
Fatchur Rohman (150151604728)
UNIVERSITAS NEGERI
MALANG
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH
Maret 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penulisan Makalah
Tubuh manusia terdiri atas banyak jaringan dan organ,
masing-masing dengan fungsinya
yang khusus untuk dilaksanakan. Agar dapat melaksanakan fungsinya, tubuh
memerlukan energi untuk melakukan berbagai aktifitas. Untuk melakukan
aktifitasnya, Setiap makhluk hidup pasti memerlukan makan karena makanan
merupakan sumber energi pada makhluk hidup. Namun, makanan yang kita makan
tidak selamanya berguna bagi tubuh. Di dalam tubuh kita terdapat organ-organ
tubuh yang sangat berperan
penting dalam proses pencernaan. Dimana
antara organ yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Jika ada salah satu
organ yang mengalami gangguan maka sistem pencernaan di dalam tubuh manusia
tidak akan berlangsung secara optimal.
Fungsi utama makanan bagi tubuh adalah untuk pertumbuhan dan menjaga tubuh
agar tetap sehat. Makanan yang masuk ke dalam tubuh kita akan diolah melalui
proses pencernaan. Proses pencernaan adalah proses penghancuran makanan menjadi
zat-zat makanan yang dapat diserap tubuh. Alat yang berfungsi untuk
menghancurkan makanan ini disebut alat pencernaan. Agar makanan yang dicerna
dapat diserap oleh tubuh dengan baik, maka alat pencernaan haruslah dalam
keadaan sehat. Melalui alat pencernaan itulah zat-zat makanan diolah terlebih
dahulu, baru kemudian diserap oleh tubuh.
Dan di dalam tubuh juga terdapat
kelenjar pencernaan, serta dalam proses pencernaan makanan tidaklah semulus
yang kita bayangkan , dalam mencerna makanan saluran pencernaan makanan ekerja
sangat ekstrim dalam mencerna makanan. Dengan hal itu terkadang pula kita
merasakan akibat dari sistem pencernaan makanan yang kurang baik, yaitu
terdapat gangguan pada sistem pencernaan, akibatnya muncullah berbagai macam
penyakit dengan segala penyebab .untuk itu disini kita juga akan membahas itu
serta hubngan pencernaan makanan dengan pencernaannya yang akan mengakibatkan
kegemukan atau hal-hal yang dapat mengakibatkan seseorang menjadi gemuk atau
kurus.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan sistem pencernaan ?
2. Bagaimana
saluran pencernaan pada manusia ?
3. Apa
saja gangguan pada sistem pencernaan dan bagaimana cara pencegahannya ?
1.3
Tujuan
Penulisan Makalah
1. Mengetahui
pengertian sistem pencernaan
2. Mengetahui
saluran pencernaan pada manusia
3. Mengetahui
gangguan pada sistem pencernaan dan cara pencegahannya
BAB
II
PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan adalah sistem yang
memproses mengubah makanan serta menyerap sari makanan yang berupa
Nutrisi-nutrisi yang di butuhkan oleh tubuh manusia. sistem pencernaan juga
akan memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana ini
terjadi dengan bantuan Enzim sehingga mudah di cerna tubuh. sistem pencernaan
pada manusia meliputi mulut,kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan
mengeluarkan kotorannya melewati anus. Berdasarkan prosesnya, pencernaan
makanan dapat dibedakan menjadi dua macam seperti berikut.
1. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi
dengan dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung.
2. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan
pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang
bermolekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil. Makanan
mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut
hingga proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan.
Adapun proses pencernaan makanan meliputi
hal-hal berikut.
1. Ingesti: pemasukan makanan ke dalam
tubuh melalui mulut.
2. Mastikasi: proses mengunyah makanan
oleh gigi.
3. Deglutisi: proses menelan
makanan di kerongkongan.
4. Digesti: pengubahan makanan
menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantuan enzim,
terdapat di lambung.
5. Absorpsi: proses penyerapan,
terjadi di usus halus.
6. Defekasi: pengeluaran sisa makanan
yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus.
2.2 Saluran Pencernaan Manusia
Saluran pencernaan makanan merupakan
saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh
tubuh dengan jalan proses pencernaan (penguyahan, penelanan, dan pencampuran)
dengan enzim zat cair yang terbentang mulai dari mulut sampai anus. Saluran
pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ berturut-turut
dimulai dari mulut (cavum oris),
kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), usus
halus (intestinum), usus
besar (colon), dan anus.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini.
1. Mulut
Proses pencernaan dimulai sejak makanan masuk ke dalam
mulut. Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan,
yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Di dalam rongga mulut,
makanan mengalami pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Beberapa organ di
dalam mulut, yaitu :
a.
Gigi
Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan
menjadi halus. Keadaan ini memungkinkan enzim-enzim pencernaan mencerna makanan
lebih cepat dan efisien. Gigi dapat dibedakan atas empat macam yaitu gigi seri,
gigi taring, gigi geraham depan, dan gigi geraham belakang. Secara umum, gigi
manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu mahkota gigi (korona), leher
gigi (kolum), dan akar gigi (radiks). Mahkota gigi atau puncak
gigi merupakan bagian gigi yang tampak dari luar. Setiap jenis gigi memiliki
bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda. Gigi seri berbentuk seperti pahat, gigi
taring berbentuk seperti pahat runcing, dan gigi geraham berbentuk agak
silindris dengan permukaan lebar dan datar berlekuk-lekuk. Bentuk mahkota gigi
pada gigi seri berkaitan dengan fungsinya untuk memotong dan menggigit makanan.
Gigi taring yang berbentuk seperti pahat runcing untuk merobek makanan.
Sedangkan gigi geraham dengan permukaan yang lebar dan datar berlekuk-lekuk berfungsi
untuk mengunyah makanan. Leher gigi merupakan bagian gigi yang terlindung dalam
gusi, sedangkan akar gigi merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang.
Bila kita amati gambar penampang gigi, maka akan tampak bagian-bagian seperti
pada gambar berikut ini.
Email
gigi merupakan lapisan keras berwarna putih yang menutupi mahkota gigi. Tulang
gigi, tersusun atas zat dentin. Sumsum gigi (pulpa), merupakan
rongga gigi yang di dalamnya terdapat serabut saraf dan pembuluh-pembuluh
darah. Itulah sebabnya bila gigi kita berlubang akan terasa sakit, karena pada
sumsum gigi terdapat saraf.
b. Lidah
Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut
dan membantu mendorong makanan (proses penelanan). Selain itu, lidah juga
berfungsi sebagai alat pengecap yang dapat merasakan manis, asin, pahit, dan
asam.
Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan
rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan
lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar
lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap. Tunas pengecap terdiri
atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan seperti rambut yang disebut
papila
c.
Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur (saliva).
Kelenjar ludah dalam rongga mulut ada 3 pasang, yaitu :
1. Kelenjar parotis, terletak di
bawah telinga.
2. Kelenjar submandibularis,
terletak di rahang bawah.
3. Kelenjar sublingualis,
terletak di bawah lidah.
Letak
kelenjar ludah di dalam rongga mulut dapat dilihat pada gambar berikut.
Kelenjar parotis menghasilkan ludah yang berbentuk
cair. Kelenjar submandibularis dan kelenjar sublingualis
menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir. Ludah berfungsi untuk
memudahkan penelanan makanan. Jadi, ludah berfungsi untuk membasahi dan
melumasi makanan sehingga mudah ditelan. Selain itu, ludah juga melindungi
selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basa. Di dalam ludah terdapat
enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah
makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi
gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ
pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara
6,8 – 7 dan suhu 37oC.
2. Kerongkongan
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran penghubung
antara rongga mulut dengan lambung. Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi
makanan yang telah dikunyah dari mulut menuju lambung.
Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang
sehingga mendorong makanan masuk ke dalam lambung. Gerakan kerongkongan ini
disebut gerak peristalsis. Gerak ini terjadi karena otot yang memanjang dan
melingkari dinding kerongkongan mengkerut secara bergantian. Jadi, gerak
peristalsis merupakan gerakan kembang kempis kerongkongan untuk mendorong
makanan masuk ke dalam lambung.Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar
berikut.
Makanan
berada di dalam kerongkongan hanya sekitar enam detik. Bagian pangkal
kerongkongan (faring) berotot lurik. Otot lurik pada kerongkongan bekerja
secara sadar menurut kehendak kita dalam proses menelan. Artinya, kita menelan
jika makanan telah dikunyah sesuai kehendak kita. Akan tetapi, sesudah proses
menelan hingga sebelum mengeluarkan feses, kerja otot-otot organ pencernaan
selanjutnya tidak menurut kehendak kita (tidak disadari).
3. Lambung
Lambung (ventrikulus) merupakan kantung besar yang
terletak di sebelah kiri rongga perut sebagai tempat terjadinya sejumlah proses
pencernaan. Lambung terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas (kardiak),
bagian tengah yang membulat (fundus), dan bagian bawah (pilorus).
Kardiak berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan kerongkongan. Pilorus
berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian ujung kardiak
dan pilorus terdapat klep atau sfingter yang mengatur masuk dan
keluarnya makanan ke dan dari lambung. Struktur lambung dapat dilihat pada
gambar berikut ini.
Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar,
memanjang, dan menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi,
sehingga makanan teraduk dengan baik dan bercampur merata dengan getah lambung.
Hal ini menyebabkan makanan di dalam lambung berbentuk seperti bubur. Dinding
lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan
yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung air lendir (musin),
asam lambung, enzim renin, dan enzim pepsinogen. Getah lambung
bersifat asam karena banyak mengandung asam lambung. Asam lambung berfungsi
membunuh kuman penyakit atau bakteri yang masuk bersama makanan dan juga
berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin
berfungsi memecah protein menjadi pepton dan proteosa. Enzim renin
berfungsi menggumpalkan protein susu (kasein) yang terdapat dalam susu.
Adanya enzim renin dan enzim pepsin menunjukkan bahwa di dalam
lambung terjadi proses pencernaan kimiawi.
Selain menghasilkan enzim pencernaan, dinding lambung juga
menghasilkan hormon gastrin yang berfungsi untuk pengeluaran (sekresi)
getah lambung. Di dalam lambung terjadi gerakan mengaduk. Gerakan mengaduk
dimulai dari kardiak sampai di daerah pilorus. Gerak mengaduk
terjadi terus menerus baik pada saat lambung berisi makanan maupun pada saat
lambung kosong. Jika lambung berisi makanan, gerak mengaduk lebih giat
dibanding saat lambung dalam keadaan kosong. Mungkin kita pernah merasakan
perut terasa sakit dan berbunyi karena perut kita sedang kosong. Hal itu
disebabkan gerak mengaduk saat lambung kosong. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat gambar berikut
Makanan
umumnya bertahan tiga sampat empat jam di dalam lambung. Makanan berserat
bahkan dapat bertahan lebih lama. Dari lambung, makanan sedikit demi sedikit
keluar menuju usus dua belas jari melalui sfingter pilorus.
4. Usus Halus
Usus halus (intestinum) merupakan tempat penyerapan
sari makanan dan tempat terjadinya proses pencernaan yang paling panjang. Usus
halus terdiri dari
a. Duodenum/usus
dua belas jari merupakan usus halus yang berbatasan dengan ventriculus. Terjadi
proses pemecahan lemak dan karbohidrat. Panjangnya sekitar 25 cm/0,2
m
b. Jejunum/usus
kosong merupakan usus halus yang berbatasan langsung dengan duodem dan ileum.
Disini tidak terjadi proses penyerapan dan pencernaaan makanan. Panjangnya sekitar 7 m
c. Ileum/usus
penyerapan merupakan usus halus yang berbatasan dengan jejunum dan intestinum
crassum. Disinilah terjadi penyerapan sari – sari makanan. Panjangnya sekitar 1
m.
Pada usus dua belas jari bermuara saluran getah pankreas dan
saluran empedu. Pankreas menghasilkan getah pankreas yang mengandung
enzim-enzim sebagai berikut :
1. Amilopsin (amilase pankreas) Yaitu enzim yang
mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana (maltosa).
2. Steapsin (lipase pankreas) Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi
asam lemak dan gliserol.
3. Tripsinogen Jika belum aktif, maka akan
diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang mengubah protein dan pepton
menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus halus.
Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung
empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas
jari. Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu (bilirubin).
Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna
kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah yang telah tua
di hati. Zat warna empedu memberikan ciri warna cokelat pada feses. Untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut.
Selain enzim dari pankreas, dinding usus halus juga
menghasilkan getah usus halus yang mengandung enzim-enzim sebagai berikut :
1. Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.
2. Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
3. Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
4. Tripsin, berfungsi mengubah pepton menjadi asam amino.
5. Enterokinase, berfungsi mengaktifkan tripsinogen
menjadi tripsin.
Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan
melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa.
Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein dicerna menjadi
asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan
karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan
(absorbsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap.
Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak
dan gliserol, dan protein diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan mineral
tidak mengalami pencernaan dan dapat langsung diserap oleh usus halus.
Struktur
usus halus dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Pada
dinding usus penyerap terdapat jonjot-jonjot usus yang disebut vili
(Lihat gambar diatas). Vili berfungsi memperluas daerah penyerapan usus
halus sehingga sari-sari makanan dapat terserap lebih banyak dan cepat. Dinding
vili banyak mengandung kapiler darah dan kapiler limfe (pembuluh getah
bening usus). Agar dapat mencapai darah, sari-sari makanan harus menembus sel
dinding usus halus yang selanjutnya masuk pembuluh darah atau pembuluh limfe.
Glukosa, asam amino, vitamin, dan mineral setelah diserap oleh usus halus,
melalui kapiler darah akan dibawa oleh darah melalui pembuluh vena porta
hepar ke hati. Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian diedarkan ke
seluruh tubuh. Asam lemak dan gliserol bersama empedu membentuk suatu larutan
yang disebut misel. Pada saat bersentuhan dengan sel vili usus halus,
gliserol dan asam lemak akan terserap. Selanjutnya asam lemak dan gliserol
dibawa oleh pembuluh getah bening usus (pembuluh kil), dan akhirnya masuk ke
dalam peredaran darah. Sedangkan garam empedu yang telah masuk ke darah menuju
ke hati untuk dibuat empedu kembali. Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A,
D, E, dan K) diserap oleh usus halus dan diangkat melalui pembuluh getah
bening. Selanjutnya, vitamin-vitamin tersebut masuk ke sistem peredaran darah.
Umumnya sari makanan diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa makanan yang
tidak diserap, secara perlahan-lahan bergerak menuju usus besar.
5. Usus Besar
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa,
bersama dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus
besar terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam
proses pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan,
bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting
dalam proses pembekuan darah. Sisa makanan dalam usus besar masuk banyak
mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka sebagian besar air diserap
kembali ke usus besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari
usus besar. Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus
buntu (apendiks), bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada
anus. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Perjalanan
makanan sampai di usus besar dapat mencapai antara empat sampai lima jam.
Namun, di usus besar makanan dapat disimpan sampai 24 jam. Di dalam usus besar,
feses di dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan peristalsis menuju ke
rektum (poros usus). Gerakan peristalsis ini dikendalikan oleh otot polos (otot
tak sadar).
6. Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum
dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum.
Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur
pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2,
yaitu otot polos dan otot lurik. Jadi, proses defekasi (buang air besar)
dilakukan dengan sadar, yaitu dengan adanya kontraksi otot dinding perut yang
diikuti dengan mengendurnya otot sfingter anus dan kontraksi kolon serta
rektum. Akibatnya feses dapat terdorong ke luar anus. Untuk lebih jelasnya,
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
2.3 Gangguan Pada Sistem Pencernaan
Beberapa kelainan dan penyakit yang
dapat terjadi pada sistem pencernaan antara lain:
1.
Diare
·
Disebabkan
oleh bakteri atau infeksi kuman sehingga mengganggu penyerapan air pada feses
oleh usus besar
·
Buang
air besar yang terlalu sering dan berair
·
Menyebabkan
tubuh kehilangan air atau dehidrasi
·
Upaya
mengatasi dengan pemberian oralit atau larutan garam dan gula
2.
Konstipasi
(Sembelit)
·
Kesulitan
dalam buang air besar
·
Jika
penyakit ini terus di pertahankan selama 2 minggu atau lebih tanpa adanya
nasihat dari dokter maka akan menyebabkan kanker usus besar, gangguan hormonal
atau penyakit autoimun.
·
Disebabkan
karena feses terlalu lama di simpan di dalam usus besar sehingga terjadi
penyerapan air yang terlalu banyak oleh usus besar dan menyebabkan feses menjadi
kering serta susah di keluarkan.
3.
Gastritis
·
Peradangan
pada dinding lambung.
·
Menyebabkan
rasa nyeri pada lambung.
·
Disebabkan
oleh infeksi bakteri, virus, stress, alergi dan reaksi terhadap alkohol seperti
aspirin.
4.
Maag
·
Disebabkan
oleh produksi asam lambung yang berlebihan.
·
Maag
menyebabkan lambung menjadi perih di sebabkan oleh asam lambung yang meningkat
karena kita memakan-makanan yang pedes
·
Upaya
mengatasinya adalah makan teratur, makan-makanan seperti
roti,singkong,nasi,dll.
·
Sebaiknya
jangan memakan makanan pedas, keras, asam dan minum-minuman berakohol.
5.
Disentri
·
Penyakit
menyerang pada usus besar
·
Disentri
disebabkan oleh infeksi parasit Mycobacterium dysentriae
·
Gejala
yang dialami penderita adalah:
a.
Buang
air besar dengan tinja berdarah
b.
Diare
encer dengan volume sedikit
c.
Buang
air besar dengan tinja bercampur mucus
d.
Nyeri
saat buang air besar
6. kolera
·
Gejala
diare yang hebat : muntah, kehausan dan kejang otot.
·
Disebabkan
oleh baktery Vibrio cholerae
·
Gejala
yang ditimbulkan penyakit kolera:
a. Diare yang encer dan
berlimpah tanpa di dahului oleh rasa mulas atau tenesmus
b. feses
yang semula berwarna berubah menjadi warna cairan putih keruh dan berbau manis
menusuk
c. Diare terjadi berkali-kali
dan dalam jumlah yang cukup banyak.
·
Pencegahan
penyakit kolera
a.
Kebersihan
air
b.
Buanglah
kotoran pada tempatnya
7. Apendisitis (Usus Buntu)
·
Disebabkan
adanya peradangan pada apendik (usus buntu)
·
Gejala;
a.
Badan
lemah
b.
Kurang
nafsu makan
c.
Penderita
nampak sakit
d.
Di
perut terasa nyeri
·
Upaya
mengatasi : operasi pemotongan apendik yang terinfeksi apendectomy.
8.
Tipus
·
Gejala:
muntah, demam tinggi dan mudah letih.
·
Disebabkan
oleh bakteri Salmonella thyposa
·
Pencegahan
penyakit tipus
a. menjaga kebersihan makanan
9.
Cacingan
Cacing kremi, Cara
telur cacing ini masuk ke dalam sistem pencernaan ialah melalui makanan dan
minuman mentah dan tidak bersih. Anak-anak yang mempunyai kebiasaan
menggigit-gigit jari dan bermain di tempat yang becek-lembap berpeluang terkena
penyakit ini. Karena telur cacing kremi suka berada di air atau tanah yang
tidak bersih.
Gejala penyakit cacing keremi yaitu gatal-gatal pada liang dubur
atau liang hidung. Jika parah, mata anak yang menderita cacing kremi tampak
agak berbusa.
Pengobatannya dilakukan dengan memberikan obat cacing yang sesuai
dan dosis yang tepat atau memakan biji petai cina sebanyak-banyaknya agar
cacingnya mati dan keluar bersama tinja.
10.
Hemeroid/Wasir/Ambeyen
Hemoroid/Wasir/Ambeyen merupakan gangguan pembengkakan pada
pembuluh vena disekitar anus. Orang yang sering duduk dalam beraktivitas dan
ibu hamil seringkali mengalami gangguan ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem
pencernaan adalah sistem yang memproses mengubah makanan serta menyerap sari
makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang di butuhkan oleh tubuh manusia.
Saluran
pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan
(penguyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim zat cair yang terbentang
mulai dari mulut sampai anus. Saluran pencernaan makanan pada manusia terdiri
dari beberapa organ berturut-turut dimulai dari mulut (cavum oris), kerongkongan (esofagus), lambung
(ventrikulus), usus
halus (intestinum), usus
besar (colon), dan anus.
Terdapat beberapa gangguan yang menyerang sistem
pencernaan, seperti diare, Konstipasi
(Sembelit), Gastritis, Maag, Disentri, Kolera, Apendisitis (Usus Buntu), Tipus,
Cacingan, Hemeroid/Wasir/Ambeyen
3.2 Saran
DAFTAR
RUJUKAN